
Pesantren dan Masa Depan Pendidikan Islam
Pesantren dan Masa Depan Pendidikan Islam
Oleh: Annisa Sopian
Oleh: Annisa Sopian
Santri Pondok Pesantren Daarun Nahdhah (Kelas IV/XA PDF)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, keberadaannya sudah ada jauh sebelum republik ini berdiri. Seiring berjalannya waktu, pesantren terus mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi dan dinamika bangsa Indonesia. Dulu di awal mula munculnya, pesantren belum menjadi lembaga pendidikan formal seperti yang kita jumpai saat ini. Berdasarkan catatan sejarah, pesantren berawal dari keinginan menyebarluaskan (dakwah) Islamiyah oleh para muballigh melalui aspek pendidikan dan pengajaran. Lebih jauh lagi apabila ditinjau dari perspekti sejarah, pesantren memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam dan penguatan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam.
Perkembangan selanjutnya pesantren menjadi lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan, bahkan kemudian menjadi lembaga pendidikan formal yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Pesantren terdiri dari beberapa elemen penting yaitu, kiai, pondok (asrama), mesjid, santri, pengajaran kitab kuning (kutub al-turats). Adapun sistem pendidikan pesantren sangat mengandalkan sosok kiyai dengan metode pembelajaran sorogan, wetonan/bandongan, muhawarah, dan muzakarah.
Saat ini pesantren sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, berdasarkan data dari Kementerian Agama Republik Indonesia pesantren di Indonesia sudah mencapai angka lima ribuan. Secara umum, tipe pondok pesantren di Indonesia ada tiga, yaitu pondok pesantren tradisional (hanya mempelajari kitab kuning), pondok pesantren modern (penggunaan kelas-kelas seperti bentuk sekolah), dan pondok pesantren komprehensif (perpaduan tradisional dan modern dengan penambahan pendidikan keterampilan).
Namun, perkembangan pesantren yang cukup menjanjikan bukan tanpa hambatan dan tangan. Saat ini banyak di antara generasi muda Islam yang tidak mau sekolah di pesantren dan lebih memilih sekolah umum, padahal di pesantren juga belajar pelajaran umum yang dipadukan dengan pelajaran agama. Di sisi lain, banyak hal yang kita dapatkan dengan bersekolah di pesantren, yaitu pembentukan akhlak, menghafal al-Qur’an, penguasaan ilmu umum dan ilmu agama sehingga membentuk generasi muda Islam yang tangguh dan agamis. Salah satu pondok pesantren yang sudah terbukti kualitasnya adalah pondok pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang, pesantren ini telah banyak melahirkan abiturent (alumni) yang sukses dan menjadi ulama di tingkat nasional maupun regional semisal Ustad Dr. H. Mawardi Muhammad Saleh, Lc., MA (ketua MUI Kabupaten Kampar). Tidak hanya itu, abiturent pondok pesantren Daarun Nahdhah juga sukses menjadi akademisi/dosen dan memimpin perguruan tinggi Islam di bawah naungan Kementerian Agama seperti, Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA (rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau 2014-2018).
Oleh karena itu, penulis sangat menyarankan kepada orang tua agar tidak ragu untuk menyekolahkan anak-anak ke pesantren. Terlebih di era globalisasi saat ini, banyak generasi muda Islam yang sudah terpengaruh oleh pergaulan bebas, kenakalan remaja, mabuk-mabukan, keasyikan main game, dan lain sebagainya. Semua itu sangat merusak masa depan generasi dan pendidikan Islam.
Namun, apabila kita sekolah di pesantren ilmu dunianya dapat dan ilmu akhiratnya juga dapat. Dalam hidup ini dunia dan akhirat harus dicari, tidak boleh mencari dunia saja, kita juga harus mencari akhirat. Disamping itu, perpaduan ilmu agama dan umum di pesantren para santri bisa mencapai cita-citanya menjadi ulama, kiyai, ustadz, cendekiawan dan lain-lain. Begitu juga dengan mempelajari ilmu umum para santri bisa menggapai cita-citanya menjadi pilot, guru, polisi, dokter dan lain-lain. Di pesantren juga mengajarkan kita hidup mandiri, apalagi kalau tinggal di asrama. Disitulah para santri bersaing untuk mendapat ilmu dengan muzakarah/belajar bersama, serta merasakan kebersamaan yang indah.